Jumat, 25 November 2011

Sekian Kalinya Bersamamu

"Mungkin ini yang kesekian kalinya aku memikirkanmu, gila karenamu, dan menangis karenamu"

Aku terpaku membaca isi BBMnya. Lagi - lagi dia membuatku melayang. Ah, tidak. Itu hanya candaan belaka mungkin. Aku mencoba untuk tetap tidak memikirkannya walaupun seuntai kata - kata itu melayang - layang diatas kepalaku dan membuatku tak bisa memejamkan mataku. Pikiranku kembali pada masa lalu.

"Akankah kau kembali padaku untuk kesekian kalinya?" 

Jujur, aku memang orang yang munafik. Jelas - jelas aku masih mencintainya, tapi mengapa aku begitu membenci semua yang telah dilakukannya padaku? Tetapi, aku tak mau lelah memikirkannya. Sejak aku telah 'single' darinya, aku kembali mencari seseorang yang mungkin pantas untukku, menjadi bagian baru dalam hidupku. Haha, aku hanya bisa tertawa mengingatnya. Aku tak menemukan yang seperti dirinya, yang suka sekali mengoceh saat aku terlalu bawel atau sedikit bandel. Bukan seperti dia yang suka sangat pemalu saat bertemu denganku, yang sulit sekali untuk kuajak sekedar berjalan - jalan -_-.

Heem, pertemuan kami memang sangat sederhana mungkin, hanya sekedar berkenalan dan membuang waktu kami dengan berbasa - basi di SMS atau telepon. Dan hal itu membuat aku makin tidak mengerti bagaimana bisa dia membuatku begitu mencintainya sampai saat inim walaupun aku tahu bagaimana pula dia sering menyakitiku.

"Akupun tidak mengerti bagaimana bisa aku begitu mencintainya walaupun aku tahu bagaimana pula dia sering menyakitiku"


"Aku masih mencintaimu, maukah kau kembali padaku?"
Seperti itulah kira - kira dia mengirim pesannya padaku. Padahal dia tahu akupun sedang mencoba melupakannya dengan sekedar berstatus "Relationship" dengan orang lain.

"Oya? kau tahu aku sedang...heem..'relationship?"
Aku membalas pesan singkatnya. Hanya sekedar mengetesnya saja sebenarnya.

"Ya, aku tahu itu. Tapi tolonglah, aku belum bisa melupakanmu :( aku akan berusaha untuk kembali menjadi bagian darimu, aku ingin mencoba memperbaiki semuanya"
Aku mulai bingung harus membalas apa lagi. Akupun masih mencintainya. tapi bagaimana aku bisa tahu bahwa dia sungguh serius dengan perkataannya? Sudah berkali - kali aku mencoba semuanya, tapi apa mungkin memang ini yang seharusnya? Seharusnya aku memang harus kembali padanya karena dialah masa depanku?

"Hmm.. Oke kita coba semuanya dari awal yah :) jangan kecewakan aku lagi. Janji?"
"Janji, sayang :*"


Oke, ini memang terlalu bodoh untuk dipahami. Aku kembali padanya dan memintanya untuk tidak menyakitiku lagi. Mungkin itu hanya sekedar mimpi untukku, karena aku tahu tak mungkin dia tidak menyakitiku lagi. Awal dari segalanya, aku mulai kembali mencintainya dan meninggalkan pasanganku yang sebelumnya hanya untuk kembali padanya. Semoga keputusanku tidak salah :)


Sekarang sudah bulan kedua aku bersamanya. Awal kami memulai kembali, dia sekali mengirimiku pesan singkatnya hanya untuk sekedar tahu keadaanku atau mengucapkan kata - kata yang mebuatku kembali melayang. Kalian tahu, ini adalah kali ketujuh aku kembali menjalin perasaan dengannya. Mungkin ini kebodohanku utuk menjalani kisah yang sama, atau kami memang ditakdirkan utuk bersama kembali, ya aku tidak tahu.

Sekarang pun, aku merasa dia sudah agak cuek padaku. Hem, sudah biasa sebenarnya tapi tetap saja......... Ah sudahlah. Tapi, satu janjiku pada diriku sendiri :

"Jika dia kembali mengulang kesalahan yang sama, aku tidak akan mau kembali padanya, apapun alasannya"

Janji yang sangat gila menurutku. Ya, tapi memang begitulah seharusnya. Jika aku tak membuat keputusan seperti itu, aku tidak akan pernah berpaling darinya dan akan menyiksa diriku sendiri. Semoga ini adalah yang terakhir untuk bersamanya, ya bersamanya selamanya tanpa ada rintangan "putus nyambung" lagi :)

Thank to my inspiration, Andi Syukrillah Razak :)

Love,



Mega Andriani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jumat, 25 November 2011

Sekian Kalinya Bersamamu

"Mungkin ini yang kesekian kalinya aku memikirkanmu, gila karenamu, dan menangis karenamu"

Aku terpaku membaca isi BBMnya. Lagi - lagi dia membuatku melayang. Ah, tidak. Itu hanya candaan belaka mungkin. Aku mencoba untuk tetap tidak memikirkannya walaupun seuntai kata - kata itu melayang - layang diatas kepalaku dan membuatku tak bisa memejamkan mataku. Pikiranku kembali pada masa lalu.

"Akankah kau kembali padaku untuk kesekian kalinya?" 

Jujur, aku memang orang yang munafik. Jelas - jelas aku masih mencintainya, tapi mengapa aku begitu membenci semua yang telah dilakukannya padaku? Tetapi, aku tak mau lelah memikirkannya. Sejak aku telah 'single' darinya, aku kembali mencari seseorang yang mungkin pantas untukku, menjadi bagian baru dalam hidupku. Haha, aku hanya bisa tertawa mengingatnya. Aku tak menemukan yang seperti dirinya, yang suka sekali mengoceh saat aku terlalu bawel atau sedikit bandel. Bukan seperti dia yang suka sangat pemalu saat bertemu denganku, yang sulit sekali untuk kuajak sekedar berjalan - jalan -_-.

Heem, pertemuan kami memang sangat sederhana mungkin, hanya sekedar berkenalan dan membuang waktu kami dengan berbasa - basi di SMS atau telepon. Dan hal itu membuat aku makin tidak mengerti bagaimana bisa dia membuatku begitu mencintainya sampai saat inim walaupun aku tahu bagaimana pula dia sering menyakitiku.

"Akupun tidak mengerti bagaimana bisa aku begitu mencintainya walaupun aku tahu bagaimana pula dia sering menyakitiku"


"Aku masih mencintaimu, maukah kau kembali padaku?"
Seperti itulah kira - kira dia mengirim pesannya padaku. Padahal dia tahu akupun sedang mencoba melupakannya dengan sekedar berstatus "Relationship" dengan orang lain.

"Oya? kau tahu aku sedang...heem..'relationship?"
Aku membalas pesan singkatnya. Hanya sekedar mengetesnya saja sebenarnya.

"Ya, aku tahu itu. Tapi tolonglah, aku belum bisa melupakanmu :( aku akan berusaha untuk kembali menjadi bagian darimu, aku ingin mencoba memperbaiki semuanya"
Aku mulai bingung harus membalas apa lagi. Akupun masih mencintainya. tapi bagaimana aku bisa tahu bahwa dia sungguh serius dengan perkataannya? Sudah berkali - kali aku mencoba semuanya, tapi apa mungkin memang ini yang seharusnya? Seharusnya aku memang harus kembali padanya karena dialah masa depanku?

"Hmm.. Oke kita coba semuanya dari awal yah :) jangan kecewakan aku lagi. Janji?"
"Janji, sayang :*"


Oke, ini memang terlalu bodoh untuk dipahami. Aku kembali padanya dan memintanya untuk tidak menyakitiku lagi. Mungkin itu hanya sekedar mimpi untukku, karena aku tahu tak mungkin dia tidak menyakitiku lagi. Awal dari segalanya, aku mulai kembali mencintainya dan meninggalkan pasanganku yang sebelumnya hanya untuk kembali padanya. Semoga keputusanku tidak salah :)


Sekarang sudah bulan kedua aku bersamanya. Awal kami memulai kembali, dia sekali mengirimiku pesan singkatnya hanya untuk sekedar tahu keadaanku atau mengucapkan kata - kata yang mebuatku kembali melayang. Kalian tahu, ini adalah kali ketujuh aku kembali menjalin perasaan dengannya. Mungkin ini kebodohanku utuk menjalani kisah yang sama, atau kami memang ditakdirkan utuk bersama kembali, ya aku tidak tahu.

Sekarang pun, aku merasa dia sudah agak cuek padaku. Hem, sudah biasa sebenarnya tapi tetap saja......... Ah sudahlah. Tapi, satu janjiku pada diriku sendiri :

"Jika dia kembali mengulang kesalahan yang sama, aku tidak akan mau kembali padanya, apapun alasannya"

Janji yang sangat gila menurutku. Ya, tapi memang begitulah seharusnya. Jika aku tak membuat keputusan seperti itu, aku tidak akan pernah berpaling darinya dan akan menyiksa diriku sendiri. Semoga ini adalah yang terakhir untuk bersamanya, ya bersamanya selamanya tanpa ada rintangan "putus nyambung" lagi :)

Thank to my inspiration, Andi Syukrillah Razak :)

Love,



Mega Andriani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar